MENGAPA MANUSIA BERFILSAFAT ?
Sepanjang sejarah kefilsafatan di kalangan filsuf terdafat 3 hal yang mendorong manusia
berfilsafat ;
- Kekaguman / Keheranan ( umum )
- Keraguan / Kesangsian
- Kesadaran akan keterbatasan
Plato :
“ Mata kita memberi pengamatan bintang-bintang,
matahari & langit. Pengamatan ini memberi dorongan kepada kita untuk
menyelidiki. Dari dari penyelidikan ini berasal filsafat”
Agustinus & Rene Descrates :
“ Berfilsafat dimulai dari keraguan / kesangsian
sebagai sumber utama berfilsafat
Persoalan Filsafat
ada 6 persoalan yang selalu jadi perhatian para
filsuf, yaitu:
•
Persoalan
tentang “Ada” (Being)
Yaitu menghasilkan cabang filsafat metafisika, berasal
dari bahasa Yunani, Meta berarti dibalik dan Physika berati benda - benda
fisik. Arti sederhananya, yaitu kajian tentang sifat paling dalam atau radikal
dari kenyataan.
•
Persoalan
tentang pengetahuan (knowledge)
Menghasilkan cabang filsafat epistemology yaitu
pengetahuan
episemology berasal dari akar kata episteme yang artinya
pengetahuan dan logos berarti teori.
•
Persoalan
tentang Metode (Method)
Menghasilkan
cabang filsafat metologi yang berasal dari bahasa Yunani yaitu metodos dengan
unsure “meta” berarti : cara , perjalanan, sesudah dan “ Hodos “ berarti : cara
perjalanan, arah. pengertian secara umum yaitu sebagai penyusun struktur ilmu -
ilmu.
•
Persoalan
tentang penyimpulan
menghasilkan filsafat logika (logis) logika berasal
dari istilah Yunani yaitu logos yang berarti uraian, nalar, secara umum logika
adalah telaah mengenai aturan - aturan penalaran yang benar.
logika terbagi menjadi : logika ilmiah dan kodratiah
•
Persoalan
tentang Moralitas (Morality)
menghasilkan cabang filsafat etika ( ethics). istilah
etika berasal dari istilah yunani yaitu “ethos” yang berati adat kebiasaan
•
Persoalan
tentang Keindahan
Menghasilkan cabang filsafat estetika (aesthetics)
barasal dari istilah Yunani aesthetikos yang maknanya berhubungan dengan
penerapan indera. Estetika
secara luas yaitu cabang filsafat yang menyangkut bidang keindahan
terutama masalah seni, norma - norma seni dan rasa.
Ciri dan Sifat permasalahan Filsafat.
•
Tidak
menyangkut fakta.
•
Menyangkut
keputusan - keputusan tentang nilai untuk mencapai kebijaksanaan.
•
Pertanyaan
filsafat bersifat kritis
•
Pertanyaan
kefilsafatan bersifat spekulatif atau melampaui batas - batas pengetahuan yang
telah mapan.
•
Pertanyaan
kefilsafatan bersifat sinoptik atau wholistik atau memandang suatu masalah
secara integral
Karakteristik pemikiran Kefilsafatan
•
Integralistik
(menyeluruh)
Artinya pemikiran yang luas, meliputi beberapa sudut
pandang, dan meliputi beberapa cabang ilmu dan pemikiran ingin tahu hubungan
antar cabang ilmu yang satu dengan yang lainnya, ilmu dengan moral, seni dan
pandangan hidup.
•
Fundamental
(mendasar)
Artinya pemikiran mendalam sampai kepada hasil yang
fundamental (keluar dari gejala). hasilnya dapat dijadikan dasar berpijak
seganap nilai dan masalah - masalah keilmuan.
•
Spekulatif
Artinya
hasil pemikiran yang diperoleh dijadikan dasar bagi pemikiran - pemikiran
selanjutnya dan hasil pemikirannya selalu dimaksudkan sebagai medan garapan
(obyek) yang baru pula.
Cabang - Cabang Filsafat menurut ahlinya
Louis O Kattsoff
menyebutkan
bahwa cabang - cabang filsafat itu ada 11 yaitu : Logika, Metodologi, Metafisika,
epistemologi, filsafat Biologi, Filsafat Antrofologi, Filsafat Sosiologi,
etika, estetika, dan Filsafat Agama.
The Liang Gie membagi
filsafat sistematis menjadi :
Filsafat
tentang hal ada (metafisika)
Teori
pengetahuan (efistemologi)
Teori tentang
metode (Metodologi)
Teori tenteng
penyimpulan (logika)
Filsafat
tentang pertimbangan moral (etika)
Filsafat
tentang keindahan (estetika)
Sejarah Filsafat
Ir.Poedjawijatna membagi
filsafat itu menjadi :
Metaphysica
Ontologia
Antropologia
Ethika
Aesthetica
Logica mayor
logica minor
Plato membagi
filsafat kedalam tiga macam yaitu : Dialektika, Fisika dan Etika
Harry Hamersma membagi
cabang - cabang filsafat itu menjadi :
Epitemologi
Logika
Kritik ilmu -
ilmu
Ontologi (metafisika
umum)
Teologi
metafisika
Antropologi
Kosmologi
Etika
Estetika
Sejarah
filsafat
Cabang - cabang tersebut terbagi kedalam
Filsafat tentang pengetahuan
terdiri dari : epistemology, logika, kritik ilmu – ilmu.
Filsafat tentang integralitas kenyataan
terdiri dari : Ontologi, Teologi, Metafisik, Antrofologi, Kosmologi
Filsafat tentang tingkah laku terdiri dari : Etika dan Estetika, Sejarah
filsafat
Aristoteles merumuskan pembagian filsafat kedalam 4
macam cabang yaitu :
Logika
Filsafat
teoristis : Ilmu fisika, matematika, metafisika
Filsafat
praktis : Ilmu etika,ekonomi, politik
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka cabang -
cabang filsafat sebagai berikut :
Logika
Metafisika (
Ontologi)
Epistemologi
Metologi
Etika
Estetika
Filsafat
Antropologi
Filsafat
Biologi
Filsafat
Agama
Filsafat
Sosiologi
Filsafat
Teoritas
Filsafat
Praktis
Dialektika
Fisika
Matematika
Sejarah
Filsafat
Pengertian Filsafat
Istilah Filsafat berasal dari bahasa Yunani “philosophia”,
philosophie (Jerman, Belanda, Perancis) Philosophy (Inggris) Philosophia
(latin) dan Falsafah (Arab)
Secara
Etimologi istilah filsafat barasal dari bahasa Arab, Yaitu Falsafah, adapula
yang berpendapat barasal dari bahasa Inggris “Philosophy” kedua istilah
tesebut berakar pada bahasa Yunani yaitu “philosophia” istilah tersebut
memiliki dua unsur asasi yaitu : “Philein” berarti Cinta dan “Sophia” berarti Kebijaksanaan
Maka, Filsafat dapat berarti Cinta Kebijaksanaan.
Para ahli filsuf telah merumuskan pengertian filsafat
sebagai berikut :
Plato
Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai
pengetahuan kebenaran asli.
Aristoteles
Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi
kebenaran yang terkandung didalamnya.
Al Farabi
Filsafat adalah
ilmu (pengetahuan) tentang alam maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya.
Rene Descartes
Filsafat adalah
kumpulan segala pengetahuan dimana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok
penyelidikan.
Immanuel Kant
Filsafat adalah
Ilmu (pengetahuan) yang menjadi pokok pangkal dari segala pengetahuan.
Langeveld
Filsafat adalah berpikir tentang masalah - masalah
yang akhir dan yang menentukan,yaitu masalah - masalah yang mengenai makna
keadaan Tuhan keabadian dan kebebasan.
Hasbullah Bakry
Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu
dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat
menghasilkan pengetahuan.
KONSEP DASAR ILMU
a. Pengertian ilmu dapat dirujukkan pada kata ‘ilm
(Arab), science (Inggris), watenschap (Belanda), dan wissenschaf
(Jerman). (Imam Syafi’ie, Konsep Ilmu Pengetahuan dalam al-Qur’an
(Yogyakarta: UII Press, 2000), hal. 26.)
b. R. Harre menulis ilmu adalah a collection of
well-attested theories which explain the patterns regularities and
irregularities among carefully studied phenomena, atau kumpulan teori-teori
yang sudah diuji coba yang menjelaskan tentang pola-pola yang teratur atau pun
tidak teratur di antara fenomena yang dipelajari secara hati-hati. (R. Harre,
The Philosophies of Science, an Introductory Survey (London: The Oxford
University Press, 1995), hal. 62.)
c. Pengetahuan yang dapat disepakati sehingga menjadi
suatu “ilmu”, menurut Archie J. Bahm
dapat diuji dengan enam komponen utama yang disebut dengan six kind of
science, yang meliputi problems, attitude, method, activity, conclusions,
dan effects. (Archie J. Bahm, What’s Science, (TTP: TP, TT), hal. l
)
d.
Seringkali ilmu diartikan sebagai pengetahuan, tetapi tidak semua pengetahuan
dapat dinamakan sebagai ilmu, melainkan pengetahuan yang diperoleh dengan
cara-cara tertentu berdasarkan-kesepakatan para ilmuwan. (Dawam
Raharjo, “Ilmu, Ensiklopedi al-Qur’an”, dalam Jurnal Ulumul Qur’an, No. 4. Vol.
1, Jakarta, 1090, hal. 56.)
e.Akhirnya Ilmu dapat didefinisikan : Ilmu adalah
rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan berbagai metode berupa aneka prosedur
dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis
mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan atau individu untuk tujuan
mencapai kebenaran, memperoleh
pemahaman, memberikan penjelasan ataupun melakukan penerapan. (The Liang
Gie, Pengantar Filsafat Ilmu, Liberty,Yogyakarta,1991,hal.90)
2. HAKEKAT ILMU
ILMU SBG AKTIFITAS (PROSES)
ILMU SBG METODE ILMIAH (PROSEDUR)
ILMU SBG PENGETAHUAN ILMIAH (PRODUK)
3. DIMENSI ILMU
5. PENGGOLONGAN PENGETAHUAN ILMIAH
METODE ILMIAH
SEJARAH PERKEMBANGAN METODE ILMIAH
- JAMAN SEBELUM MASEHI
Di
dalam buku kedokteran Mesir kuno, yakni the Edwin Smith papyrus, (kira-2
1600 SM) disebutkan bahwa beberapa komponen dasar metode ilmiah telah dilakukan
seperti pengujian (examination), diagnosa, treatment dan prognosis terhadap
suatu penyakit;
Di
Babilonia, sebagaimana termaktub dalam buku The Ebers papyrus (kira-2
1550 SM) juga sudah terdapat upaya pembuktian secara empirik.
2.
YUNANI KUNO (500 SM)
BEBERAPA KOMPONEN DASAR METODE
ILMIAH TELAH DILAKUKAN PADA MASA INI.
BAHKAN GEOMETRI TELAH DIJADIKAN
UKURAN UNTUK MEMBUAT SEPATU DI DI YUNANI PADA MASA ITU.
Sumber: Shofwan Hendryawan, S.Pd