Jumat, 10 Oktober 2014

Ilmu-Persoalan Filsafat Ilmu dan mengapa manusia berfilsafat?



MENGAPA MANUSIA BERFILSAFAT ?
Sepanjang sejarah kefilsafatan di kalangan filsuf  terdafat 3 hal yang mendorong manusia berfilsafat ;
  1. Kekaguman / Keheranan  ( umum )
  2. Keraguan / Kesangsian
  3. Kesadaran akan keterbatasan

Plato :
“ Mata kita memberi pengamatan bintang-bintang, matahari & langit. Pengamatan ini memberi dorongan kepada kita untuk menyelidiki. Dari dari penyelidikan ini berasal filsafat”
Agustinus & Rene Descrates  :
“ Berfilsafat dimulai dari keraguan / kesangsian sebagai sumber utama berfilsafat


Persoalan Filsafat
ada 6 persoalan yang selalu jadi perhatian para filsuf, yaitu:
         Persoalan tentang “Ada” (Being)
Yaitu menghasilkan cabang filsafat metafisika, berasal dari bahasa Yunani, Meta berarti dibalik dan Physika berati benda - benda fisik. Arti sederhananya, yaitu kajian tentang sifat paling dalam atau radikal dari kenyataan.
         Persoalan tentang pengetahuan (knowledge)
Menghasilkan cabang filsafat epistemology yaitu pengetahuan
episemology berasal dari akar kata episteme yang artinya pengetahuan dan logos berarti teori.
         Persoalan tentang Metode (Method)
Menghasilkan cabang filsafat metologi yang berasal dari bahasa Yunani yaitu metodos dengan unsure “meta” berarti : cara , perjalanan, sesudah dan “ Hodos “ berarti : cara perjalanan, arah. pengertian secara umum yaitu sebagai penyusun struktur ilmu - ilmu.
         Persoalan tentang penyimpulan
menghasilkan filsafat logika (logis) logika berasal dari istilah Yunani yaitu logos yang berarti uraian, nalar, secara umum logika adalah telaah mengenai aturan - aturan penalaran yang benar.
logika terbagi menjadi : logika ilmiah dan kodratiah
         Persoalan tentang Moralitas (Morality)
menghasilkan cabang filsafat etika ( ethics). istilah etika berasal dari istilah yunani yaitu “ethos” yang berati adat kebiasaan
         Persoalan tentang Keindahan
Menghasilkan cabang filsafat estetika (aesthetics) barasal dari istilah Yunani aesthetikos yang maknanya berhubungan dengan penerapan indera. Estetika secara luas yaitu cabang filsafat yang menyangkut bidang keindahan terutama masalah seni, norma - norma seni dan rasa.
Ciri dan Sifat permasalahan Filsafat.
         Tidak menyangkut fakta.
         Menyangkut keputusan - keputusan tentang nilai untuk mencapai  kebijaksanaan.
         Pertanyaan filsafat bersifat kritis
         Pertanyaan kefilsafatan bersifat spekulatif atau melampaui batas - batas pengetahuan yang telah mapan.
         Pertanyaan kefilsafatan bersifat sinoptik atau wholistik atau memandang suatu masalah secara integral
Karakteristik pemikiran Kefilsafatan
          Integralistik (menyeluruh)
Artinya pemikiran yang luas, meliputi beberapa sudut pandang, dan meliputi beberapa cabang ilmu dan pemikiran ingin tahu hubungan antar cabang ilmu yang satu dengan yang lainnya, ilmu dengan moral, seni dan pandangan hidup.
         Fundamental (mendasar)
Artinya pemikiran mendalam sampai kepada hasil yang fundamental (keluar dari gejala). hasilnya dapat dijadikan dasar berpijak seganap nilai dan masalah - masalah keilmuan.
         Spekulatif
Artinya hasil pemikiran yang diperoleh dijadikan dasar bagi pemikiran - pemikiran selanjutnya dan hasil pemikirannya selalu dimaksudkan sebagai medan garapan (obyek) yang baru pula.
Cabang - Cabang Filsafat menurut ahlinya
Louis O Kattsoff
menyebutkan bahwa cabang - cabang filsafat itu ada 11 yaitu : Logika, Metodologi, Metafisika, epistemologi, filsafat Biologi, Filsafat Antrofologi, Filsafat Sosiologi, etika, estetika, dan Filsafat Agama.

The Liang Gie membagi filsafat sistematis menjadi :
            Filsafat tentang hal ada (metafisika)
            Teori pengetahuan (efistemologi)
            Teori tentang metode (Metodologi)
            Teori tenteng penyimpulan (logika)
            Filsafat tentang pertimbangan moral (etika)
            Filsafat tentang keindahan (estetika)
            Sejarah Filsafat

Ir.Poedjawijatna membagi filsafat itu menjadi :
            Metaphysica
            Ontologia
            Antropologia
            Ethika
            Aesthetica
            Logica mayor
            logica minor

Plato membagi filsafat kedalam tiga macam yaitu : Dialektika, Fisika dan Etika
Harry Hamersma membagi cabang - cabang filsafat itu menjadi :
            Epitemologi
            Logika
            Kritik ilmu - ilmu
            Ontologi (metafisika umum)
            Teologi metafisika
            Antropologi
            Kosmologi
            Etika
            Estetika
            Sejarah filsafat

Cabang - cabang tersebut terbagi kedalam
Filsafat tentang pengetahuan terdiri dari : epistemology, logika, kritik ilmu – ilmu.
Filsafat tentang integralitas kenyataan terdiri dari : Ontologi, Teologi, Metafisik, Antrofologi, Kosmologi
Filsafat tentang tingkah laku terdiri dari : Etika dan Estetika, Sejarah filsafat
Aristoteles merumuskan pembagian filsafat kedalam 4 macam cabang yaitu :
            Logika
            Filsafat teoristis : Ilmu fisika, matematika, metafisika
            Filsafat praktis : Ilmu etika,ekonomi, politik
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka cabang - cabang filsafat sebagai berikut :
            Logika
            Metafisika ( Ontologi)
            Epistemologi
            Metologi
            Etika
            Estetika
            Filsafat Antropologi
            Filsafat Biologi
            Filsafat Agama
            Filsafat Sosiologi
            Filsafat Teoritas
            Filsafat Praktis
            Dialektika
            Fisika
            Matematika
            Sejarah Filsafat

Pengertian Filsafat
Istilah Filsafat berasal dari bahasa Yunani “philosophia”, philosophie (Jerman, Belanda, Perancis) Philosophy (Inggris) Philosophia (latin) dan Falsafah (Arab)
Secara Etimologi istilah filsafat barasal dari bahasa Arab, Yaitu Falsafah, adapula yang berpendapat barasal dari bahasa Inggris “Philosophy” kedua istilah tesebut berakar pada bahasa Yunani yaitu “philosophia” istilah tersebut memiliki dua unsur asasi yaitu : “Philein” berarti Cinta  dan “Sophia” berarti Kebijaksanaan
Maka, Filsafat dapat berarti Cinta Kebijaksanaan.
Para ahli filsuf telah merumuskan pengertian filsafat sebagai berikut :
Plato
Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran asli.
Aristoteles
Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya.
Al Farabi
Filsafat  adalah ilmu (pengetahuan) tentang alam maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya.
Rene Descartes
Filsafat  adalah kumpulan segala pengetahuan dimana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikan.
Immanuel Kant
Filsafat  adalah Ilmu (pengetahuan) yang menjadi pokok pangkal dari segala pengetahuan.
Langeveld
Filsafat adalah berpikir tentang masalah - masalah yang akhir dan yang menentukan,yaitu masalah - masalah yang mengenai makna keadaan Tuhan keabadian dan kebebasan.
Hasbullah Bakry
Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan.
  
KONSEP DASAR ILMU
1.    PENGERTIAN ILMU
a. Pengertian ilmu dapat dirujukkan pada kata ‘ilm (Arab), science (Inggris), watenschap (Belanda), dan wissenschaf (Jerman). (Imam Syafi’ie, Konsep Ilmu Pengetahuan dalam al-Qur’an (Yogyakarta: UII Press, 2000), hal. 26.)
b. R. Harre menulis ilmu adalah a collection of well-attested theories which explain the patterns regularities and irregularities among carefully studied phenomena, atau kumpulan teori-teori yang sudah diuji coba yang menjelaskan tentang pola-pola yang teratur atau pun tidak teratur di antara fenomena yang dipelajari secara hati-hati. (R. Harre, The Philosophies of Science, an Introductory Survey (London: The Oxford University Press, 1995), hal. 62.)
c. Pengetahuan yang dapat disepakati sehingga menjadi suatu “ilmu”, menurut  Archie J. Bahm dapat diuji dengan enam komponen utama yang disebut dengan six kind of science, yang meliputi problems, attitude, method, activity, conclusions, dan effects. (Archie J. Bahm, What’s Science, (TTP: TP, TT), hal. l )
d. Seringkali ilmu diartikan sebagai pengetahuan, tetapi tidak semua pengetahuan dapat dinamakan sebagai ilmu, melainkan pengetahuan yang diperoleh dengan cara-cara tertentu berdasarkan-kesepakatan para ilmuwan. (Dawam Raharjo, “Ilmu, Ensiklopedi al-Qur’an”, dalam Jurnal Ulumul Qur’an, No. 4. Vol. 1, Jakarta, 1090, hal. 56.)
e.Akhirnya Ilmu dapat didefinisikan : Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif  dengan berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan atau individu untuk tujuan mencapai  kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan ataupun melakukan penerapan. (The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu, Liberty,Yogyakarta,1991,hal.90)
  
2. HAKEKAT ILMU

ILMU SBG AKTIFITAS (PROSES)






ILMU SBG METODE ILMIAH (PROSEDUR)


ILMU SBG PENGETAHUAN ILMIAH (PRODUK)



3. DIMENSI ILMU
5. PENGGOLONGAN PENGETAHUAN ILMIAH 
 

METODE ILMIAH
SEJARAH PERKEMBANGAN METODE ILMIAH

  1. JAMAN SEBELUM MASEHI

            Di dalam buku kedokteran Mesir kuno, yakni the Edwin Smith papyrus, (kira-2 1600 SM) disebutkan bahwa beberapa komponen dasar metode ilmiah telah dilakukan seperti pengujian (examination), diagnosa, treatment dan prognosis terhadap suatu penyakit;

            Di Babilonia, sebagaimana termaktub dalam buku The Ebers papyrus (kira-2 1550 SM) juga sudah terdapat upaya pembuktian secara  empirik.

2. YUNANI KUNO (500 SM)
            BEBERAPA KOMPONEN DASAR METODE ILMIAH TELAH DILAKUKAN PADA MASA INI.
            BAHKAN GEOMETRI TELAH DIJADIKAN UKURAN UNTUK MEMBUAT SEPATU DI DI YUNANI PADA MASA ITU.
 




Sumber: Shofwan Hendryawan, S.Pd